Grammar itu susah. Grammar bahasa inggris itu penuh rumus dan hapalan. Grammar itu kaku. Bingung cara menggunakan grammar bahasa inggris dalam wujud percakapan bahasa inggris (English Conversation). Keempat hal ini menjadi momok bagi pembelajar grammar dan lebih mencari jalan singkat dengan mengikuti kursus bahasa inggris yang khusus membahas dan praktik conversation. Seakan-akan, grammar adalah tidak penting. Sehingga muncullah dalam pikiran kita "cara membuat kalimat percakapan bahasa inggris", "cara belajaar percakapan bahasa inggris dengan cepat dan mudah", "mahir percakapan tanpa guru" dan sebagainya. Padahal, "kalimat bahasa inggris" tidaklah bisa terlepas dari aturan yang tercantum dalam grammar bahasa inggris karena grammar adalah tata bahasa, atau menata bahasa (dengan tujuan: agar laik guna alias benar dalam menggunakannya dalam bentuk prase, kalimat atau klausa dan yang terpenting - dengan menggunakan aturan yang ada dalam grammar - antara pembicara dengan lawan bicara akan terhindar dari kesalahpahaman.
Jadi yang harus ditanyakan adalah: bagaimana cara menggunakan grammar dalam percakapan?.
Begini, kita tidak pernah tau apa yang akan diucapkan oleh lawan bicara kita. Itu masalahnya :p
Bagaimana seandainya, (dalam ruang lingkup bisnis) lawan bicara kita ngomong gini:-
"What would you say about Borobudur Temple?"
"As far as I can see that Indonesia has a million different ethnics, how do they communicate each other?
Paling-paling jawabannya: "Well, I don't know." :D
Adalah mustahil bila kita berbicara bahasa inggris dengan kata-kata sbb:
Bule: Can you speak English?
Anton: Well, if little-little, of course, I can, sir.
Mungkin sekilas, turis agak sedikit "paham" apa yang kita ucapkan. Namun bila pembicaraan lebih dari itu hasilnya akan sangat memalukan karena antara turis dan kita sama-sama bingung tanpa mengerti apapun yang diucapkan oleh lawan bicara kita masing-masing :D
Jawabannya: ya, ada benarnya juga. Tapi, cara ini akan nampak kaku sekali alias terlalu gramatik dan bisa jadi kalimat yang kita utarakan malah tidak sesuai dengan keadaan pada saat kita berbicara bahasa inggris.
Contoh:
(Situasi: ada wanita bule sedang mencari alamat suatu tempat dan bilang ke kita bahwa dia sudah bertanya dan mencari kesana-kemari tapi alamat itu tidak ditemukan dan uangnya tinggal beberapa ribu rupiah saja untuk ongkos perjalanan. Lalu kita menolak untuk membantunya karena kita pun sedang sibuk sekali dan ada urusan teramat penting.
Seketika itu juga bule itu bicara begini:
"How could you!"
(Betapa teganya kamu!)
Bila disesuaikan dengan rumusnya atau pola kalimat bahasa inggris, kita tahu bahwa kalimat itu belum selesai sehingga kita merasa bingung hal apa yang sedang dibicarakan oleh wanita bule itu. Padahal, selentingan kalimat terkadang tidak harus notabene grammatical. Bentuk itu disebut dengan bahasa dialektis. Salah satu contoh bahasa dialektis orang indonesia, misalnya, "eh, pada ngapain disini?". Bila kalimat terakhir ini dicocok-cocokkan dengan pola kalimat bahasa indonesia akan terlihat kacau dan seakan-akan itu bukan kalimat.
Contoh kalimat dialektis lainnya, misalnya:
"How come?"
"Nice to meet you" (tanpa "it is").
"Take it easy!"
"You're a teacher, right?" (kata /right/ seharusnya: "aren't you?").
Bahkan dalam bentuk Idiomatic Expression (Ungkapan Idiom), misalnya:
"I think you just carry coals to Newcastle".
"It's a piece of cake, dude".
dsb.
Berikut ini adalah pokok-pokok penting didalam memahami grammar sebagai satu kesatuan aturan didalam menguasai percakapan bahasa inggris:
Keempat hal diatas bisa dikatakan wajib didalam menguasai percakapan bahasa inggris secara mendasar. Selain itu, ditambah juga dengan menguasai Conversation In Contexts dari banyak situasi dan kondisi/tempat serta mengenal dan mempelajari bahasa dialektis bahasa inggris dibeberapa situasi.
(i) Contoh dalam bentuk penggunaan Tenses:
I go
(dimana kata /I/=subject dan /go/ adalah Verb)
(ii) lalu, tambahkan kata demi kata pada pada kalimat diatas secara bertahap seperti contoh dibawah ini:
I go.
I want to go.
I would like to go.
I have to go.
I really want to go.
(iii) Lalu, lengkapilah kalimat tersebut dengan penambahan kata lain (misalnya: adverb of place):
I go to school.
I want to go to school.
I would like to go to school.
I have to go to school.
I really want to go to school.
(iv) Selanjutnya, tambahkan ungkapan lainnya yang cocok disandingkan dengannya:
I'm sure I should go.
I want to go to school to learn many things.
I go to school every tuesday.
dsb.
Bentuk kalimat-kalimat diatas adalah pengembangan dari kalimat pendek /I go/.
Contoh lainnya yang lebih dinamis:
I think.
I think you are good.
I think everybody needs money.
I think my idea is brilliant.
I think she falls in love.
I think it is time.
I think it is time to go.
I think Superman is already dead.
Kesemua contoh diatas sangat sederhana sekali dan cepat untuk dikuasai. Dengan mengembangkan satu kalimat singkat dengan penambahan kata demi kata tertentu maka kalimat yang semula pendek menjadi kaya makna dan panjang. Ya, biasakan berlatih dan berbicara dengan teknik susunan kalimat diatas setahap demi setahap hingga menghasilkan misalnya 1 paragrap yang berisi tidak kurang - misalnya - dari 20 baris kalimat.
Selamat mencoba!
Jadi yang harus ditanyakan adalah: bagaimana cara menggunakan grammar dalam percakapan?.
Kelemahan Belajar Conversation Melalui Konteks
Seringkali kali kita belajar conversation bahasa inggris berdasarkan konteks, atau istilahnya "Conversation In Context". Cara belajar seperti ini memang ada baiknya dimana kita jadi tahu bagaimana cara berbicara bahasa inggris di restoran, di hotel, di ruang lingkup bisnis, dsb. Akan tetapi - sayangnya - penguasaan percakapan jadi hanya sebatas itu. Kita akan kebingungan bagaimana cara mengembangkannya. Bahkan mati kutu alias tidak bisa bicara apa-apa (karena bingung mau ngomong apa) pada saat teman kita (bule) mengalihkan pembicaraan mengenai hal lain padahal dalam ruang lingkup bisnis.Begini, kita tidak pernah tau apa yang akan diucapkan oleh lawan bicara kita. Itu masalahnya :p
Bagaimana seandainya, (dalam ruang lingkup bisnis) lawan bicara kita ngomong gini:-
"What would you say about Borobudur Temple?"
"As far as I can see that Indonesia has a million different ethnics, how do they communicate each other?
Paling-paling jawabannya: "Well, I don't know." :D
Kelemahan Hapalan Kosakata (English Vocabulary)
Kita semua tahu bahwa bangunan kalimat bahasa inggris berasal dari kata-kata yang bermakna dan memiliki fungsi serta kedudukan tertentu dalam membentuk satu kesatuan utuh sehingga bisa dipahami oleh siapapun. Akan tetapi, hanya dengan mengandalkan kosakata bahasa inggris saja - tanpa mengetahui bagaimana kata itu disusun menurut aturan (minimum) kalimat bahasa inggris sehingga cepat dipahami oleh lawan bicara - adalah sia-sia.Adalah mustahil bila kita berbicara bahasa inggris dengan kata-kata sbb:
Bule: Can you speak English?
Anton: Well, if little-little, of course, I can, sir.
Mungkin sekilas, turis agak sedikit "paham" apa yang kita ucapkan. Namun bila pembicaraan lebih dari itu hasilnya akan sangat memalukan karena antara turis dan kita sama-sama bingung tanpa mengerti apapun yang diucapkan oleh lawan bicara kita masing-masing :D
Kelemahan Menghapal Rumus, Struktur, Pola Kalimat Bahasa Inggris
Ada juga yang mengatakan bahwa: dengan menghapal rumus, struktur (baca:susunan kalimat tertentu yang berbeda antara satu dan lainnya) atau pola kalimat bahasa inggris tertentu akan efektif didalam menguasai percakapan.Jawabannya: ya, ada benarnya juga. Tapi, cara ini akan nampak kaku sekali alias terlalu gramatik dan bisa jadi kalimat yang kita utarakan malah tidak sesuai dengan keadaan pada saat kita berbicara bahasa inggris.
Contoh:
(Situasi: ada wanita bule sedang mencari alamat suatu tempat dan bilang ke kita bahwa dia sudah bertanya dan mencari kesana-kemari tapi alamat itu tidak ditemukan dan uangnya tinggal beberapa ribu rupiah saja untuk ongkos perjalanan. Lalu kita menolak untuk membantunya karena kita pun sedang sibuk sekali dan ada urusan teramat penting.
Seketika itu juga bule itu bicara begini:
"How could you!"
(Betapa teganya kamu!)
Bila disesuaikan dengan rumusnya atau pola kalimat bahasa inggris, kita tahu bahwa kalimat itu belum selesai sehingga kita merasa bingung hal apa yang sedang dibicarakan oleh wanita bule itu. Padahal, selentingan kalimat terkadang tidak harus notabene grammatical. Bentuk itu disebut dengan bahasa dialektis. Salah satu contoh bahasa dialektis orang indonesia, misalnya, "eh, pada ngapain disini?". Bila kalimat terakhir ini dicocok-cocokkan dengan pola kalimat bahasa indonesia akan terlihat kacau dan seakan-akan itu bukan kalimat.
Contoh kalimat dialektis lainnya, misalnya:
"How come?"
"Nice to meet you" (tanpa "it is").
"Take it easy!"
"You're a teacher, right?" (kata /right/ seharusnya: "aren't you?").
Bahkan dalam bentuk Idiomatic Expression (Ungkapan Idiom), misalnya:
"I think you just carry coals to Newcastle".
"It's a piece of cake, dude".
dsb.
Penggunaan Grammar Bahasa Inggris dalam bentuk Percakapan
Membaca dan memahami beberapa kelemahan diatas, sekarang, mari kita bahas, bagaimana cara menggunakan grammar dan apapun yang ada didalamnya dalam wujud percakapan bahasa inggris agar lebih kontekstual (sesuai situasi dan kondisi) sehingga lawan bicara kita menjadi paham dan santai atas apa yang kita utarakan.Belajar Grammar Dasar Bahasa Inggris
Disini, kami ingin menggarisbawahi bahwa: Belajar grammar dasar itu adalah mutlak. Dengan mempelajari grammar secara mendasar kita menjadi tahu bagaimana kalimat itu tersusun dan bagaimana makna yang dikandung dalam kalimat itu di-interpretasi (ditafsirkan) sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam - misalnya - obrolan bahasa inggris.Berikut ini adalah pokok-pokok penting didalam memahami grammar sebagai satu kesatuan aturan didalam menguasai percakapan bahasa inggris:
Menguasai setidak-tidaknya, 6 Tenses Dasar.
Yaitu: Simple present tense, simple past tense, simple future tense, present continuous tense, present perfect tense dan past continuous tenseMenguasai Penggunaan Kata Penghubung (Conjunction).
Menguasai sekurang-kurangnya 1000 kata untuk satu konteks area percakapan
Menguasai sedikitnya Fungsi-fungsi "Common Usage in English", yakni:
- English Auxiliary (termasuk: modal auxiliary)
- Apa itu BE
- Apa itu Kata Kerja
- Irregular & Regular Verb
- Question words vs Interrogative
- Bentuk kalimat dasar bahasa inggris (Nominal & Verbal Sentence)
- Apa itu kata, prase dan kalimat
Keempat hal diatas bisa dikatakan wajib didalam menguasai percakapan bahasa inggris secara mendasar. Selain itu, ditambah juga dengan menguasai Conversation In Contexts dari banyak situasi dan kondisi/tempat serta mengenal dan mempelajari bahasa dialektis bahasa inggris dibeberapa situasi.
Penerapan Grammar pada Conversation
Berikut ini sekilas contoh bagaimana menerapkan tata susunan kalimat tertentu (aspek grammar) dalam wujud percakapan.(i) Contoh dalam bentuk penggunaan Tenses:
I go
(dimana kata /I/=subject dan /go/ adalah Verb)
(ii) lalu, tambahkan kata demi kata pada pada kalimat diatas secara bertahap seperti contoh dibawah ini:
I go.
I want to go.
I would like to go.
I have to go.
I really want to go.
(iii) Lalu, lengkapilah kalimat tersebut dengan penambahan kata lain (misalnya: adverb of place):
I go to school.
I want to go to school.
I would like to go to school.
I have to go to school.
I really want to go to school.
(iv) Selanjutnya, tambahkan ungkapan lainnya yang cocok disandingkan dengannya:
I'm sure I should go.
I want to go to school to learn many things.
I go to school every tuesday.
dsb.
Bentuk kalimat-kalimat diatas adalah pengembangan dari kalimat pendek /I go/.
Contoh lainnya yang lebih dinamis:
I think.
I think you are good.
I think everybody needs money.
I think my idea is brilliant.
I think she falls in love.
I think it is time.
I think it is time to go.
I think Superman is already dead.
Kesemua contoh diatas sangat sederhana sekali dan cepat untuk dikuasai. Dengan mengembangkan satu kalimat singkat dengan penambahan kata demi kata tertentu maka kalimat yang semula pendek menjadi kaya makna dan panjang. Ya, biasakan berlatih dan berbicara dengan teknik susunan kalimat diatas setahap demi setahap hingga menghasilkan misalnya 1 paragrap yang berisi tidak kurang - misalnya - dari 20 baris kalimat.
Selamat mencoba!
إرسال تعليق